Rabu, 12 Juli 2017

ENTITY chapter 2: THE MYTHICAL SWORD



ENTITY : THE MYTHICAL SWORD

     Zelfreays tempatku berada, tempat yang awalnya indah, penuh dengan cahaya kedamaian. Dalam cahaya kedamaian Zelfreays yang terpancar dari kekuatan Entity, terdapat pula kisah yang melegenda tentang kedahsyatan benda-benda dalam mythologi Zelfreays .
     Dalam pelajaranku di squad D, aku sangat tertarik dengan Mythical Sword, pedang yang digunakan oleh Raja Matahari bernama Indra untuk berperang dengan Ratu bulan Luna.
     Awal kisah sang Raja Matahari Indra memerintahkan pasukkannya untuk menerangi seluruh alam semesta hingga titik tergelap dunia. Hal ini di tentang oleh Ratu bulan Luna, ia mengatakan "wahai Indra yang agung, mengapa kau melakukan hal bodoh semacam ini, kau tidak bisa selamanya menerangi tempat-tempat yang seharusnya memang berada dalam kegelapan".
Indra membalas "Apa maksudmu Luna, kau tidak menginginkan cahaya untuk kehidupan?? Apa menurutmu keinginanku berlebihan?", Luna dengan penuh ketenangan menjawab "aku hanya menginginkan keseimbangan untuk dunia, dunia tidak hanya membutuhkan cahaya semata".
Indra yang tersinggung dengan kata-kata Luna pun mengatakan "kau meremehkan kekuatan cahayaku Luna, aku tidak akan mundur dari apa yang aku inginkan!" Luna sontak menyambut ketidakbijakkan indra dengan sebuah tantangan "jika sebuah ketidakbenaran muncul disitulah aku akan menjaganya".
     Indra yang ingin menunjukkan bahwa pendapatnya benar menyiapkan seluruh kekuatan yang ia miliki untuk menerangi dunia dengan cahayanya, Indrapun menempa sebuah pedang dengan kekuatan maha dahsyat dan tidak dapat digunakan oleh sembarang orang, pedang tersebut bernama Eternal Sword.
Di lain pihak, Luna tidak tinggal diam dengan tindakkan Indra yang tanpa pikir panjang itu, Luna tau bahwa kekuatannya tidak akan dapat mengalahkan Indra. Dari peristiwa inilah terdapat kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Luna, yaitu iya membangkitkan kekuatan kegelapan untuk dapat bertempur dengan Indra.
     Pertempuran yang di Zelfreays dikenal dengan nama Unlimited War itu harus diakhiri dengan seimbang, kehancuran harus dialami oleh kedua pihak Indra dan Luna, dan Unlimited War dihentikan dengan adanya kesepakan yaitu siang dam malam hari.

      Menurut legenda  yang aku dengar, Indra dan Luna harus melempar seluruh kekuatan yang mereka gunakan untuk berperang ke dunia, dan mereka berjanji untuk tidak mencampuri segala macam  kehidupan di dunia. Eternal Sword yang melegenda itu tidak tau berada dimana, serta kekuatan kegelapan yang digunakan oleh Byllzard saat ini bangkit dan sangat ditakuti.
     Aku sangat tertarik dengan kisah ini, hingga terkadang aku membayangkan jika akulah yang akan menggunakan eternal sword untuk melawan Byllzard. Ha.. Ha.. Ha
Menurut kamu, apakah aku layak?
     Perjalan panjang, dan melelahkan untuk dapat membuktikan bahwa kami yang berada di squad D ini memiliki potensi cahaya seperti yang diinginkan para penguasa Zelfreays. Mereka mengharapkan kami dapat mengeluarkan potensi cahaya untuk dapat membantu pasukkan squad S dan menjadi harapan baru untuk keseimbangan Zelfreays.
     Suatu ketika aku bersama ketiga orang temanku di squad D, Li Na si wanita cantik yang pintar dan baik hati, namun tidak memiliki kepercayaan diri, kemudian Atland ia adalah pria berkacamata dengan wajah yang sangat pintar yang merupakan keturunan dari Javotte sang Raja Biru, tetapi karakternya sangat lemah, kelebihannya adalah ia sangat pandai dalam teori-teori alam, dan terakhir adalah Axcel diantara kami dia satu-satunya yang sudah dapat mengenali potensi cahaya yang iya miliki, ia dapat memanipulasi pukulannya hingga memiliki menghasilkan tenaga yang kuat, namun Axcel sangatlah pemalas, ia bahkan lebih memilih tidur daripada mengembangkan potensinya.
   Kami mendapatkan misi yang paling rendah diantara rekan squad D lainnya, misi kami hanyalah mengantarkan supplai makanan untuk pasukkan squad A yang bertugas mencari pecahan Entity. Misi yang sangat menyebalkan untuk diriku, tetapi jika aku pikirkan lagi aku beruntung hanya mendapatkan misi seperti ini, karena aku tidak bisa mengeluarkan potensi cahaya dalam diriku.
Singkat cerita, kami memulai perjanan untuk mengantarkan supplai makanan bagi para pasukkan squad A. Dalam perjalanan kami tidak sendirian, kami ditemani oleh 2 orang penjaga dari squad B bernama Mada dan Gena, biarpun mereka dari squad B yang jelas-jelas berada diatas kami, tapi kami merasa mereka berdua hanyalah dua orang bodoh bertubuh besar "Ha.. Ha.. Ha..".
     Saat cahaya matahari tenggelam, kami memutuskan beristirahat dan membangun tenda perlindungan. Waktu kosong kami isi dengan saling berbincang-bincang tentang diri kami, dan saat yang paling seru adalah saat bercerita horror. Mada dan Gena dua orang penjaga bertubuh kekar saling berpelukkan dan ketakutan saat aku menceritakan monster pemakan manusia yang selalu menyerang dan memakan manusia bertubuh kekar dan aku berteriak "roaaaaar...." sambil mencontohkan sang monster ditambah kebodohan atland yang menyinari wajahnya dengan obor dan langsung menatap Mada dan Gena dengan tatapan hantu, dengan Histeris Mada dan Gena teriak, berpelukkan, dan nyaris pingsan dihadapan kami "Ray hentikan ceritamu... Kami tidaak kuat mendengarnya.. Sudah.. Sudaah.. Cukuup" . Li Na tertawa terbahak-bahak, aku dan Atland tertawa hingga perut kami sakit karena kebodohan dari Mada dan Gena, dan tidak sampai disitu ketakutan merekapun tidak lantas hilang, hal tersebut dikarenak suara aneh yang terus mereka dengar selama aku bercerita. Aku dan Li Na mencari sumber suara tersebut, ternyata itu adalah suara mendengkur dari Axcel yang daritadi sudah tidur lebih dulu. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat dan tidur bergantian untuk keamanan kami hingga matahari terbit.
     Tiba waktunya kami melanjutkan perjalanan, Axel yang masih juga tertidur harus di angkut oleh Mada agar tidak mengganggu waktu supplai tiba bagi squad yang sedang mencari Entity.
Jujur saja hari ini persaanku sangat tidak enak, tidak seperti biasanya. Aku memiliki firasat tidak baik untuk perjalanan kami di depan. Li na yang melihatku gelisah memegang tanganku dan bertanya "ray apa kau baik-baik saja?", karena kaget Li na yang cantik tiba-tiba menggenggam tanganku, aku jadi tidak bisa berkata apa-apa selain hanya tersipu malu dan berkata "A... Aku ti.. tidak a.. apa-apa" sambil berharap iya terus menggenggam tanganku. Atland dengan lugunya mengatakan" berdasarkan pengetahuanku jika wajah memerah dan sikap menunjukkan kegugupan, maka dapat aku simpulkan bahwa.... ", segeralah aku menutup mulut Altand, dan mengatakan" aa..aku tidak apa-apa hanya sedikit kepanasan hingga wajahku memerah". Li na berbicara "baiklah jika hanya itu yang kau rasakan, perasaanku jadi lebih lega" sambil tersenyum kepadaku. Melihat Li na tersenyum aku sampai lupa membuka mulut Atland, hingga dia menginjak kakiku dan berteriak "Ray aku tidak bisa bernafas taauuuu...", akupun meminta maaf kepada Atland dan memberitaunya mengapa aku menutup mulutnya, "huaa iya.. Iya aku minta maaf.. Sttt yang seperti itu jangan kau beritaukan kepada Li na yaa..aku malu jika Li na mengetahui aku suka pada dia". Atland yang baru mengetahui hal itupun tertawa terbahak-bahak. Axelpun terbangun dan mengatakan "Hei.. Ada apa ini ribut-ribut kalian mengganggu tidurku sajaaa!", Mada yang menggendongnya langsung mejatuhkan tubuh Axcel ketanah dan berteriak "Haaah Dasar kau pemalas tidur saja kerjanya, ayo bangun jalan dengan kakimu, aku sudah pegal menggendongmu tau".
     Ditengah perjalanan kami, tiba-tiba tanah disekitar kami berguncang dan batu-batu berjatuhan dari atas tebing, seketika Mada dan Gena berdiri tegap untuk melindungi kami. Tidak kami duga sebelumnya bahwa akan ada gangguan dari monster kegelapan seperti ini, aku dan Axcel bersiap-siap membantu Mada dan Gena bertarung melawan monster kegelapan, walapun aku tidak dapat mengeluarkan potensi cahaya, namun aku menguasai basic beladiri dari pelajaran squad dan aku tidak takut akan apapun. Axel "hei Ray aku sebaiknya melindungi Li na dan Atlan yang ketakutan, biar aku yang membantu dua pria besar ini". Aku lantas mengalihkan perhatianku kepada Li na dan Atland yang memang tidak memiliki keberanian untuk bertarung. Aku mangatakan pada Axel "baiklah aku akan berfokus melindungi Li na dan Atland".
     Ditengah pertarungan kami, muncullah monster besar bersayap dengan kekuatan kegelapan yang dahsyat monter tersebut adalah pengawal dari Jendral kegelapan Igor. Monster ini disebut wyvern dan kekuatan kami jauh dibawah monster ini. Seketika kami diselimuti ketakutan yang luar biasa. Mada dan Gena menyuruh kami lari dan berlindung dari wyvern ini, kamipun tanpa banyak bicara langsung lari dan meninggalkan Mada dan Gena, hanya Axcel yang tetap berada disana bersama Mada dan Gena. Setelah jauh kami berlari meninggalkan Mada, Gena dan Axcel tiba-tiba terdengar kehancuran pada bukit tempat wyvern muncul tadi. Aku melihat ada gua di depan langsung masuk dan mengamankan diri kami dari wyvern dan berharap teman-teman kami disana bisa selamat.
     Tidak lama aku, Li na, dan Atland terdiam di dalam gua, terdengar suara raungan sangat kencang dari udara "roaaaaarrr...... Aaaaaarrrgh", dan mendadak dinding gua mulai runtuh, kami tidak dapat lagi bertahan disana, akhirnya kami melompat keluar gua agar tidak terkena reruntuhan gua yang dihancurkan wyvern. Diwaktu kami masih terbaring di luar gua yang hancur wyvern langsung berada tepat dihadapan kami seakan-akan ia sudah siap untuk menerkam kami. Saat wyvern akan menyerang kami Li na dan Atland hanya bisa ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa, timbulah keberanian dalam diriku dan tanpa sadar aku bediri dan memasang kuda-kuda bertarung melawan wyvern tersebut. Dengan berteriak aku berhasi menghilangkan ketakutanku terhadap monster ini, dan pukulanku berhasil menghentikan serangan yang akan dilakukan wyvern kepada Li na dan Atland, akan tetapi hantaman ekor wyvern ditambah kekuatan kegelapannya berhasil membuatku terlempar dan menghantam dinding-dinding bukit, aku terjatuh tidak berdaya. Wyvern mendekatiku dan bermaksud membunuhku lebih dulu, ketika ia hendak menerkamku, tiba-tiba hantaman keras menghujam kepala wyvern, hingga kepala sang monster terjatuh menghantam tanah. Disaat yang tak terduga itu ternyata itu adalah kekuatan Axcel dan ia datang sambil membawa Mada dan Gena yang terluka parah akibat pertarungan dengan wyvern.
     Aku dan Axel mengamankan Li na, Atland, Mada dan Gena selama wyvern tersebut dalam keadaan pingsan. Aku bertanya kepada Axcel "bagaimana kau bisa selamat dari monter itu?", Axel menjawab"tentu saja dengan kekuatanku, selama ini aku berlatih sendirian karena aku malas untuk berlatih dengan cara bersama-sama, aku pusing berlatih dengan cara seperti itu.. Ha.. Ha.. Ha". Aku terkejut sekaligus kagum dengan kekuatan yang dimiliki Axcel.
     Wyvern yang tersadar langsung mengamuk dan melontarkan bola api kegelapan kesekitar bukit, kamipun panik dan akhirnya memutuskan untuk terus berlar, akhirnya kamipun terhenti karna bola api dari wyvern yang hampir mengenai kami, seketika sang monsterpun berhenti dan menutup jalan keluar kami. Axcel bilang kepadaku " Ray tak ada jalan lain, kita harus bertarung melawan monster ini, apapun yang akan terjadi", akupun menjawab "ha.. haaa yaaa aku jg tidak  takut dengan monster jelek ini". Li na yang dari awal terlihat ketakutanpun akhirnya bangkit dan membantu aku dan Axcel menyerang wyvern. Li na berlatih kemampuan dasar magic selama berada di pelatihan squad D. Axcel "baiklah kita bertiga akan mengalahkan monster ini.. Haaaah", akupun bersemangat "ya, kau lakukan hantaman akhir Axcel, aku dan Li na akan mengalihkan perhatiannya", Li na yang bersiaga kemudian mengatakan " Atland jaga Mada dan Gena, kami akan melawan monster jelek ini".
     Pertarungan kami terjadi, Axcel memiliki kekuatan yang tidak dapat kubayangkan, mungkin ia setara dengan squad A, sangat kuat, cepat, dan kekuatannya dahsyat, aku dan Li na hanya memberikan hantaman-hantaman kecil kepada wyvern  sekuat tenaga dan kemampuan yang kami punya., hingga akhirnya Axcel dapat tertangkap oleh tangan wyvern dan dihantamkan tubuhkan kedalam tanah hingga Axcel tidak dapat berbuat apa-apa. Setelah berhasil menyerang Axcel, dengan ekornya yang kuat wyven jg berhasil menghantam aku dan Li na hingga terperosok kedasar bukit. Dalam hati aku berkata "siaaal!! Apa yang harus aku lakukan, apakah ini akhir diriku? Aaargh!", aku melihat wyvern mengangkat tubuh Li na dan Axel yang terpendam di dalam tanah juga tidak bisa berbuat apa-apa.
     Rasa putus asa  mulai menyelimuti diriku, hingga muncul ledakan cahaya dari arah Atland, Atland yang hanya bisa ketakutan tiba-tba bangkit dan mengeluarkan cahaya dari mata dan seluruh tubuhnya di selimuti cahaya. Dengan kedua tangan yang ia angkat ke atas berhasil mengangkat air dari danau yang berada disamping bukit, dan membuat air tersebut mampu memiliki energi untuk menyerang wyvern. Dengan kekuatan cahaya yang mampu mamanipulasi air sebesar itu akhirnya wyvernpun kalah dan ia berhasil mengusirnya keluar dari bukit.
     Atland yang telah berhasil mengusir wyvern memadamkan kekuatannya dan seketika itu pula iya tergulai lemah kehabisan tenaga. Aku dengan cepat langsung memegang tubuhnya yang telah kehabisan tenaga itu dan memindahkannya ke tempat Mada dan Gena. Axcel yang terluka mendatangiku dan beristirahat memulihkan energinya.
Tapi Li na berhasil dibawa oleh wyvern, "oh tidak.. Li na,, aku harus membawanya kembali!", Axcel mengatakan padaku "tunggu Ray, kau tidak akan bisa mendapatkan Li na jika kondisimu seperti ini". Akupun berkata pada Axcel "jadi apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan Li na?", Atland yang keletihan mengatakan " Axcel, Ray, aku dapat memulihkan kondisi kalian, dengan sisa kekuatanku, tetapi aku tidak dapat membantu kalian bertarung, karena aku tidak memiliki cukup kekuatan lagi", Axcel memberikan pendapatnya "baiklah jika kau bersikeras menyelamatkan Li na, aku kan menemanimu Ray, Atland kau tunggulah disini dan jaga kedua orang besar ini, kami akan segera kembali", aku mengucapkan terima kasih kepada Axcel, dan Atlandpun mulai memulihkan kami dan memohon agar kami dapat kembali kesini dan membawa Li na.
     Aku dan Axcel memulai mencari tanda kemana perginya wyvern itu, hingga kami terhenti di depan reruntuhan kuil Raja Indra, dimana monster wyvern itu bersarang di dalamnya. Kami mulai memasuki kuil tersebut dengan hati-hati agar tidak terdengan oleh monster itu. Dari baling reruntuhan kuil kami melihat wyvern tersebut kelelahan dan terluka di banyak bagian tubuhnya akibat pertarungannya dengan Atland. Di satu sisi ujung kuil aku melihat Li na yang taksadarkan diri tergeletak di bawah fondasi kuil. Aku dan Axcel menyusun rencana untuk mengambil Li na kembali dan tanpa membangunkan sang monster. Dengan berhati-hati kami mengambil jalan berputar untuk sampai di tempat Li na berada, strategi kami hampir saja berhasil, tapi aku melakukan kesalahan dengan menjatuhkan salah satu bagian marmer saat menagngkat tubuh Li na.
Sang monster bangkit dan mulai mencari kami, hingga akhirnya kami harus berhadapan kembali dengan monster itu.
     Wyvern saat ini tidaklah sekuat yang sebelumnya ia jg telah kehabisan banyak tenaga untuk melawan kami. Hantaman dan hujaman keras wyvern itu rasakan dari pukulan Axcel, tetapi ia tidak juga takluk, sebaliknya energi kami semakin terkuras. Hingga akhirnya Axcel terkena lontaran api dari mulut wyvern dan terlempar hingga menerobos ruangan kuil, tinggallah aku seorang diri yang harus menyelamatkan Li na dan mengalahkan wyvern. Kecepatan serangan wyvern yang mulai berkurang membuatku lebih mudah menghindarinya, tetapi hanya menghindar tidaklah menyelesaikan masalah, aku harus menyerangnya. Aku berinisiatif menyerang monster ini tepat di kepalanya, tetapi pukulan yang aku miliki tidak dapat menyamai Axcel, dan hal ini hanya membuka peluang bagi wyvern untuk menyrangku balik, benar saja hantaman dari kepala wyvern sangat telak aku terima, dan membuatku jatuh tersungkur ketanah.
Ditengah kekalahanku, muncullah sosok ksatria cahaya dari Squad S yang datang untuk menyelamatkanku dan teman-temanku  yaitu Dovi (ayah angkatku) "Ray bangun.. Kau tidak akan berhenti disini bukan?"
     Kedatangan ayahku tidak juga membuat kami lebih tenang karena disatu sisi wyvern juga kedatangan Igor sang jendral pasukkan kegelapan. Wyvern selain dikenal dengan monster penjaganya ternyata juga merupakan hewan kesayangan Igor, karena itulah ia datang menemuinya.
Dovi mengatakan kepadaku dan Axcel yang terluka " kalian pergi dari sini, selamatkan teman kalian, aku dapat menahannya beberapa waktu."
"heuuuaaaah... Apa yang terjadi disini, mengapa kau bisa sampai terluka seperti ini wyvern?" sahut Igor saat melihat keadaan wyvern. Dengan kekesalannya Igor mengatakan pada kami "kalian yang telah melakukan ini, kalian harus bertanggung jawab atas hal ini!"
     Mendengar kata-kata Igor, aku dan Axcel terdiam, tetapi Axcel mengatakan sesuatu yang membuatku terkejut "Jendral dari squad S, kami bisa menangani wyvern itu, kau dapat menahan Si orang yang terlihat kuat itu(igor) , lagipula kami harus mengambil kembali teman kami yang sekarang berada disamping monster itu, bukan begitu Ray?", aku dengan gugup mengatakan "i.. I.. Iya Dovi tolong bantu kami menghadang orang itu, k.. Kami harus membawa pulang Li na".
     Dovi menjawab denga tersenyum "hahaha kalian memang harapan cahaya bagi Zelfreays, kalian tidak gentar berhadapan dengan pengkhianat yang menghancurkan Entity ini"
Setelah mengetahui bahwa orang tersebut adalah Igor, bukannya takut aku malah bersemangat dan muncul kekuatan dari dalam diriku untuk dapat menghancurkannya. Axcelpun berkata "Ray tujuan kita adalah menyelamatkan Li na, jgn melakukan hal bodoh selain menjauhkan Li na dari monster tersebut, dan jang memikirkan untuk melawan Igor, dia bukanlah lawan untuk kita". "baiklah.. ayo Axcel".
Dovi yang terkenal dengan perisai petirnya langsung mengambil aba-aba untuk bertarung sekaligus melindungi kami dari serangan Igor. Aku menyusun strategi dengan menjatuhkan pilar-pilar kuil agar monster itu menjauh dari Li na dan Axcel dapat melakukan hantaman akhirnya.
     Aku memulai dengan menghancurkan  pilar untuk menjatuhkannya ke tubuh moster, Dovi yang bertahan dari serangan Igor mengalihkan perhatian dan menjauhkan Igor dari Wyvern, selang beberapa waktu rencana kami mulai sukses wyvern menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang amat sangat, pilar terakhir yang aku jatuhkan tepat mengenai kepala wyvern dan Axcel melompat keatas kuil untuk menghantam kepala wyvern tersebut. Aku berlari sambil meraih tubuh Li na yang tidak sadarkan diri, disisi luar pertarungan Dovi dan Igor sepertinya berlangsung sengit dan dahsyat.
     Akhirnya Axcel dengan hantaman yang begitu kuatnya berhasil mengenai kepala sang monster yang telah lemah tersebut hingga terdengar suara keras benturan yang begitu keras hingga terdengar oleh Igor yang sedang bertarung dengan Dovi.
     Igor yang semula tidak khawatir, seketika mulai menjadi agresif dan berhasil memukul mundur Dovi. Dovi yang terdorong oleh pukulan Igor, telah memberikan celah bagi Igor untuk melepaskan diri dari hadangan Dovi. Igor dengan cepat masuk ke area wyvern, dengan wajah kesal ia melihat ke arah kami dan marah karena kami telah menjatuhkan wyvern. Dengan penuh kemarahan Igor langsung menerjang Axel dengan pukulan kegelapannya, Axcel yang saat itu masih kelelahan akibat bertarung dengan wyven tidak dapat mengelak dari serangan itu, dan serangan mematikan itu langsung menghujam hingga menembus tubuh Axcel.
Melihat kejadian itu, akupun tertunduk lemah seakan tidak ada lagi tenaga dari tubuhku, Axcel sempat menyuruh kami pergi sebelum mendapatkan serangan itu, sekarang telah tewas di tangan Igor.
Dovi tidak sempat menyelamatkan Axcel dari serangan itu, akupun tidak bisa melakukan apa-apa. Igor dengan tertawa sadisnya mengangkat jasad Axcel dan membuangnya ke reruntuhan di dalam kuil. Aku tak kuasa membendung air mata dan kemarahan, serta rasa putus asa juga janjiku kepada Atland untuk membawa Li na dan kami kembali bersama-sama.
     Semua aku rasakan menjadi satu, hingga akhirnya aku hampir hilang kesadaran dan muncullah cahaya terang dari setiap pori-pori di tubuhku membakar setiap energiku membanjiri seluruh tubuhku dengan ledakkan kekuatan yang sangat dahsyat. Igor yang berdiri di hadapanku terlempar karena ledakan cahaya diriku, dan Dovi yang sedang mengangkat jasad Axcelpun harus berlindung dibalik perisai petirnya yang kokoh. Dovi terkejut dengan kekuatan yang aku keluarkan, hingga kuil Raja Indra terbelah.
Dari terbelahnya kuil itu tepat di bawah singgasana Raja Indra tiba-tiba juga memancarkan cahaya yang membentang hingga angkasa, dan perlahan-lahan cahaya tersebut mendekatiku dan menyatukan cahayanya dengan ledakan cahaya yang aku keluarkan. Disaat seperti ini muncullah bentuk dari sebuah pedang dihadapanku yang berdiri diantara ketidaksadaran diriku ini. Dengan kekuatan seperti ini aku langsung saja menggenggam pedang cahaya itu dan menebas Igor yang terlempar ke arah belakang wyvern. Tebasan pedang cahaya ini mampu membelah dan juga  menghancurkan kuil Raja Indra dengan hanya satu kali mengayunkan pedang. Ditengah kesadaranku yang hampir habis Dovi langsung berdiri disampingku dan menyanggah tubuhku yang hampir terjatuh sambil memegang pedang bercahaya ini. Dovi mengatakan" aku kagum padamu Ray, dengan cahayamu kau mampu membangunkan dan mendapatkan pedang eternal yang legendaris", aku sempat mendengar kata-kata itu dari Dovi sebelum akhirnya aku pingsan dan aku tidak tau lagi apa yang yerjadi setelah itu.
     Beberapa hari telah berlalu dari kejadian yang mangerikan itu, aku tersadar dan telah terbaring diruang pengobatan aku melihat Atland, Li na dan Dovi sudah duduk di sampingku. Seketika aku membangunkan tubuhku Li na langsung memelukku erat dan menangis tanpa berkata-kata. Akupun melihat kacamata Atland ber-embun dan depenuhi air matanya, Atland mengatakan kepadaku "maafkan aku Ray aku tidak bisa membantumu dan hanya bisa memintamu untuk membawa pulang Li na", aku menjawab "hei sudah kalian jangan menangis.. Kalian seharusnya mentraktir aku makan karena aku berhasil mengalahkan monster itu haa..ha..ha", Li na sambil menangis berkata padaku "aku hanya wanita bodoh yang menyusahkan, seharusnya kau tidak perlu mempertaruhkan nyawa untuk diriku.. Hiks.. Hiks", aku sambil menghibur Li na yang sedih mengatakan "hehehe jika aku tidak sanggup melindungimu bagaimana aku bisa menjadi harapan Zelfreays" sambil tersenyum kepadanya. Li na membalas kata-kataku dengan sebuah janji dan tekad "aku berjanji mulai saat ini aku akan benar-benar menggali potensi cahayaku agar dapat melindungi Zelfreays seperti kau dan Atland".
    Aku tidak ingin memperlihatkan kesedihan didepan teman-temanku karena aku tidak dapat menyelamatkan Axcel dari serangan Igor. Setelah mereka pulang hanya tinggal Dovi yang menemaniku, akupun mulai mengeluarkan air mata dan bertanya pada Dovi, "Dovi bagaimana dengan tubuh Axcel apakah kau bisa membawanya? Apa yang terjadi setelah aku pingsan?"
Dovi menjawab pertanyaanku dengan tenang " maafkan aku Ray, tubuh Axcel yang telah tewas tidak bisa aku bawa karena runtuhnya kuil Raja Indra, tapi aku masih sempat menyelamatkanmu dan Li na serta membawa Eternal sword yang telah kau bangkitkan". Tidak hanya itu aku jg bertanya tentang bagaimana dengan Igor "lalu apa yang terjadi kepada Igor? Apakah tebasan pedangku berhasil melenyapkannya?", dengan hati-hati Dovi menjawab "Igor tidak lenyap, tapi  kau berhasil membuatnya luka parah dan tebasan pedang eternal jg berhasil menghancurkan tangan kanan Igor, dia yang tidak berdaya berhasil kembali ke langit kegelapan, aku tidak mengejarnya karena menyelamatkan kalian lebih penting bagiku, maafkan aku Ray". Aku terdiam dan menjawab kata maaf dari Dovi "tidak apa-apa, Igor tidak akan selamat jika lain kali bertemu dengan kita, akan kubalaskan dendam Axcel nanti".
     Hari demi hari berlalu, aku dengan kekuatanku semakin menyatu dengan pedang eternal, begitu pula Atland yang menunjukkan kemampuannya dalam memanipulasi Air. Sementara Li na ia juga telah mampu membangkitkan potensi cahaya yang iya miliki dengan kemampuan untuk melakukan sihir api. Kini kami berada di squad A dan mulai mencari pecahan Entity. 
  
Bagaimanakah caraku mengalahkan Igor dan Byllzard?

Tunggu Kisahku, Aku the Light Keeper of Zelfreays, Ray Dillon

Writer : Erristhya Darmawan Abdullah
Bekasi 13-07-2017

Tidak ada komentar: