Kamis, 24 Desember 2009
faktor-faktor pembuat motivasi dalam organisasi
1. Kepeminpinan.
Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesab, tapi juga untuk bertahan hidup. Masyarakat menyaksikan gelombang baru model kepemimpinan yang berpihak pada kepemimpinan partisipatif, tim bekerja, belajar sepanjang hayat, komunikasi, dan visi. Akhirnya, karyawan, pelanggan, masyarakat, dan generasi masa depan para pemimpin melihat ke arah yang baru yang dapat memberikan kesuksesan dan kebahagiaan bagi generasi sekarang dan jaminan kehidupan yang lebih baik, lingkungan kerja, dan masyarakat untuk generasi berikutnya.
2. Kepuasan
Hal ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikannya perilakunya. Teori ini menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerka seorang. Hal ini yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materiil maupun non materiil yang diperoleh dari hasil pekerjaannya.
Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat orang itu bekerja. Dan harus memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang, yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan prilaku.
3. Budaya Organisasi
Menurut Schein (1991, p.53), budaya adalah pola dari asumsi dasar bahwa
sekelompok tertentu telah mengembangkan suatu studi untuk mampu beradaptasi
terhadap problema eksternal dan internal, sedangkan Susesno (1996, p.20)
mengatakan bahwa budaya organisasi adalah cara atau pola bertindak perusahaan
termasuk di dalamnya pola manajemen menengah, antara pimpinan dan karyawan,
dan khususnya pola pengambilan keputusan manajemen menengah, antara
pimpinan dan karyawan, dan khususnya pola pengambilan keputusan.
4. Unsur gaji/upah
Gaji/upah merupakan imbalan yang diberikan secara tetap kepada karyawan.
Terdapat beberapa pendapat mengenai gaji/upah. Sikula (1981, p. 89)
mengatakan istilah remuneration (sistem penggajian) mengandung pengertian
sesuatu penghargaan (reward), pembayaran (payment), atau penggantian biaya
(reimbursement) sebagai imbalan kerja atau balas jasa. Remuneration
lazimnya berupa upah (wages) atau gaji (salary). Upah lazim digunakan bagi
para pekerja, sedangkan gaji digunakan bagi para pegawai/ pejabat.
5. Unsur keselamatan dan keamanan kerja
Keselamatan dan keamanan kerja adalah perasaan aman dan tenteram pada
diri pekerja, bebas dari rasa takut akan penghidupannya dimasa datang, karena
ada jaminan akan pekerjaannya apabila terjadi sesuatu atas dirinya.
Keselamatan kerja dalam hal ini merupakan keselamatan pekerja yang
berkaitan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Para
pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya perlu mendapatkan perlindungan
keselamatan kerja agar aman dalam melakukan pekerjaan sehari-hari sehingga
produksi dan produktifitas meningkat.
6. Unsur kebutuhan sosial
Suasana kerja yang harmonis perlu diciptakan di tempat kerja agar para
pekerja dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Handoko (1989,
p.145) mengatakan kebutuhan sosial secara teoritis adalah kebutuhan akan
cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima kelompok, kekeluargaan
serta sosial. Perilaku seseorang sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial tertentu seperti kelompok referensi, keluarga, status dan peranan sosial
mereka. Sedangkan secara terapan adalah kelompok-kelompok formal,
kegiatan-kegiatan yang disponsori oleh perusahaan atau acara peringatan-
peringatan hari bersejarah.
7. Unsur lingkungan kerja
Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu yang terpenting dari faktor-
faktor yang lain. Lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat-syarat
kesehatan akan menyebabkan menurunnya tingkat produktivitas kerja
karyawan. Lingkungan kerja terdiri dari faktor-faktor fisik dan hubungan antar
manusia dalam perusahaan/organisasi. Lingkungan kerja yang dimaksud di
sini adalah iklim atau suasana kerja yang berhubungan dengan hubungan fisik
yaitu: tempat kerja luas, bersih, sehat, dan membuat karyawan merasa betah
bekerja, sehingga mempengaruhi disiplin dan produktivitas kerja.
8. Unsur penghargaan
Penghargaan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Adalah wajar jika
manusia yang telah berusaha dan bekerja dengan baik ingin dihargai oleh
orang lain, seperti pekerja bagian operasional yang telah berusaha dan bekerja
dengan sebaik-baiknya ingin dihargai oleh atasannya. Penghargaan sering
disamakan dengan insentif, karena mempunyai persamaan sifat dan makna.
9. Unsur aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk
mempergunakan potensi diri, pengembangan diri, dan melakukan apa saja
yang paling cocok serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Kebutuhan
untuk aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Dalam
memenuhi kebutuhan puncak ini biasanya seseorang bertindak bukan atas
dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran dan keinginan diri sendiri.
Dalam kondisi ini, seseorang ingin memperlihatkan kemampuan diri
merupakan kebutuhan untuk mewujudkan kemampuan serta mengembangkan
diri karyawan.
Kamis, 26 November 2009
FUNGSI KEPEMINPINAN DALAM ORGANISASI
teknologi green dam
Kamis, 05 November 2009
egoisme dan organisasi
Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis. Yaitu, kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang vulgar. Lalu yang baik secara moral disamakan begitu saja dengan kesenangan atau kenikamatan. Karena itu, tindakan yang baik secara moral diartikan sebagai tindakan yang bertujuan mendatangkan kenikmatan dan menghindari penderitaan. Akibatnya dengan segala macam cara orang yang menganut etika ini berusaha untuk memperoleh kenikmatan bagi dirinya dan menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan.
Egoisme membuat manusia jauh dari kebenaran dan menyimpang dari petunjuk Tuhan. Egoisme, dengan demikian, dapat dipandang sebagai penjara (belenggu) bagi manusia.
Jadi utk menyikapinya :
Tanggalkan pakaian kesombongan hati dengan sikap rendah hati.
Tidak ada yang pantas disombongkan manusia dalam hidup ini.
Tanggalkan pakaian dengki dan gantikan dengan cinta dan kasih sayang.
Tanggalkan pakaian takabur dan gantikan dengan kesadaran diri sebagai hamba dan abdi Tuhan semata.
Buanglah pakain prasangka negatif dengan mengembangkan sikap positif dalam setiap langkah kaki kedepan.
Hindarilah prinsip hidup yang salah dengan kembali dalam kejernihan jati diri yang bersumber dari hati.
Egoisme Memang dimanapun kita berada keegoisan dari seorang itu mempunyai batas yang mungkin suatu saat akan meledak seperti bom waktu. Egoisme berpengaruh pada konflik internal ini pada saat seseorang tidak mempunyai rasa percaya kepada pemimpinnya disebabkan keinginan untuk mengaturnya sudah mencapai kepercayaan diri yang tinggi.
Konflik internal memiliki efek positif dan negatif, antara lain :
- Efek Positif yang ditimbulkan adalah setiap orang mempunyai semangat kerja yang tinggi untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya .
- Efek negatif yang ditimbulkan adalah kurangnya kekompakan kerja karena masing-masing ingin mengikuti egonya yang berlebihan.
Efek negatif inilah yang menyebabkan suatu organisasi yang besar sekalipun akan dengan mudah pecah dan hancur menjadi organisasi-organisasi yang kecil.
Dalam berorganisasi kita dituntut untuk dapat mengengerjakan sesuatu yang menjadi tujuan bersama dimana dalam mencapai hal itu kita haruslah dapat bekerja sama dalam kelompok dimana kita berada di dalamnya.
jika didalam diri kita terdapat sifat egois maka organisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Tetapi ada pendapat lain juga yang mengemukakan bahwa sifat egois itu juga diperlukan dalam pengolahan kerja suatu organisasi.
Organisasi adalah sebuah sistem dimana organisasi ini memiliki tujuan umum dalam mencapai tujuan umum ini organisasi membutuhkan masukkan dan keluaran.
keluaran pada umumnya berupa produk barang atau jasa, sedangkan masukkan berupa bahan baku, uan, tenaga kerja(orang), dll. Sebagai sebuah masukkan dari organisasi manusia haruslah bertindak sesuai dengan tujuan utama organisasi tesebut.
Keluaran suatu produk dalam organisasi sangatlah berpengaruh dari masukkannya jika tenaga kerja di dalam organisasi tersebut malas dan lebih mementingkan pribadi masing-masing makan akan terlihat jelas bahwa kualitas dari organisasi tersebut sangatlah buruk.
Egoisme juga diperlukan dalam organisasi contohnya sebuah pemimpin yang menginginkan perusahaannya untuk maju, dari situ ia akhirnya menggunakan motivasinya tersebut untuk memajukan perusahaan tersebut untuk menjadi lebih baik.
Egoisme semacam ini dinamakan egoisme untuk keperluan umum, dan tidak merugikan bagi orang lain. Kecuali dilakukan dengan cara-cara yang bertentangan dengan seharusnya akan menjadikan egoisme ini menjadi egoisme bersifat negatif.
Untuk hal-hal yang memotivasi egoisme diperlukan tetapi sangat banyak orang-orang yang memiliki egoisme ini untuk kenikmatan dirinya sendiri tanpa mempedulikan kepentingan orang lain yang akan mendapat kerugian dari sifat egoisme negatifnya ini.