Sabtu, 29 Juli 2017

ENTITY chapter 4 : A MAN BEHIND A BLACKMASK


ENTITY : A MAN BEHIND A BLACK MASK


     Pecahan Entity telah terkumpul, dengan segala pengorbanan yang dilakukan. Para pejuang cahaya berguguran untuk mendapatkan kembali kedamaian, termasuk di dalamnya ayahku angkatku sang pemimpin squad S Dovi, dan juga sang Jendral kegelapan Igor yang ternyata selalu berpihak pada jalan kebaikkan.
Awan kegelapan yang dipimpin oleh Byllzard menyerukan perang terhadap Zelfreays. Pasukan kegelapan dan juga para monster kegelapan diturunkan untuk menghancurkan Zelfreays. Seluruh pasukan kegelapan turun di Zelfreays dan membagi menjadi 3 bagian.
     Serangan udara yang dipimpin oleh Ratu kegelapan Silvy dengan sayap hitam serta kecantikan yang ia miliki membuat seakan semua orang rela untuk mati di tangannya, kemudian Serangan laut dipimpin oleh monster yang sangat besar bernama Kraken, tubuhnya sangat bersar dengan kaki gurita dan tubuh raksasa serta senjata jangkar yang ia miliki ia sangatlah sulit untuk dikalahkan, terakhir adalah serangan di daratan yang seharusnya dipimpin oleh Igor, tetapi karena ia telah tewas posisinya digantikan oleh seseorang yang bertubuh tinggi kekar dan memakai topeng hitam, tidak diketahui pasti identitas dan kekuatan dari pria bertopeng ini, ia memiki julukkan black mask.
     Zelfreays tidak diam begitu saja melihat turunnya pasukan kegelapan yang begitu banyak dan buas, Nuee dan Javotte membagi kami menjadi 3 wilayah pertempuran sama seperti serangan yang dilakukan oleh para pasukan kegelapan.
     Pertempuran udara dipimpin oleh Freya dan Li na, Freya adalah Guru sihir Zelfreays dan ia memiliki jubah elang yang membuatnya dapat terbang ke udara dan menghancurkan lawan secepat elang menerkam mangsa. Bagian pertempuran di laut dipimpin oleh Gregori dan Atland, Greg panggilanku kepada Gregori, memiliki tombak trisula yang dapat memecah obak di lautan dan melesat menembus kencangnya tekanan bawah laut. Terakhir pertempuran di darat aku dan Mada yang memimpin, selain pedang Eternal, dengan kekuatanku aku berhasil mengendalikan perisai petir milik Dovi sehingga Nuee dan Javotte menunjuk diriku sebagai pemimpin pertempuran.
     Keadaan Zelfreays sangat tidak menguntungkan, karena pecahan Entity yang terkumpul tidak dapat begitu saja disatukan. Nuee dan Javotte juga membutuhkan lebih banyak waktu karena mereka telah kehilangan salah satu kekuatan ketua yaitu Tundra, serta mereka juga harus tetap menjaga perisai pertahanan sementara yg mereka ciptakan.
     Nuee dan Javotte berada di ruangan suci untuk membentuk kembali Entity, keadaan Zelfreays benar-benar berada ditangan para pejuang cahaya. Pasukan kegelapan terus berdatangan, pertempuran tidak dapat dihentikan.
  
Gregori dan Atland serta para pejuang cahaya yang dapat memanipulasi unsur air memulai pertempurannya. Greg memecahkan ombak besar yang terjadi akibat munculnya Kraken. Pejuang cahaya lainnya menyebar memasuki lautan, dan mulai menghajar pasukan kegelapan. Satu-persatu pasukan kegelapan yang berada di lautan mulai tumbang oleh kekuatan para pejuang cahaya, Atland membuat pusaran air yang sangat besar untuk menenggelamkan para monster kemudian ia membekukan pusaran tersebut agar para monster tertahan dan tewas. Atland juga membuka jalan untuk Greg agar sampai kepada monster Kraken. Para pejuang cahaya juga mulai mendekati Kraken, merekapun mulai mengepung dan menyerang Kraken. Kraken yang memiliki kulit sekuat karang tidak dapat di tembus oleh serangan biasa, orang-orang yang mulai menyerang Kraken tersebut malahan terlempar oleh ayunan jangkar senjata Kraken tersebut.
     Gregori dan Atland mulai menyerang Kraken, Atland membuat ombak setinggi tubuh Kraken dan menghantamkannya pada tubuh Kraken, saat Kraken terpukul oleh serangan ombak Atland, Gregoripun menggunakan tombaknya untuk menusuk Kraken. Usaha yang mereka lakukan tidak sia-sia, Kraken bersahil dilukai dengan bagitu kelemahan Kraken pun terlihat karena hanya tombak trisula milik Greg yang dapat melukai Kraken. Disaat keadaan mulai menguntungkan kami, Kraken yang mulai terdesak mulai kewalahan tiba-tiba saja Raja kegelapan Byllzard menurunkan awan kegelapan merasuki tubuh Kraken, dan benar saja Krakenpun mengamuk dan mengayunkan jangkarnya untuk menyerang pejuang cahaya. Sebagian besar pejuang cahaya tewas karena serangan tadi. Para pejuang cahaya di area laut mulai terdesak oleh kekuatan Kraken rasa takut akan kekalahan dan kematian mulai menyelimuti kami di laut Zelfreays.
     Sisi lain pertempuran Udara juga mulai bergemuruh. Ratu kegelapan Silvi memiliki kekuatan untuk membuat angin yang dapat iya gunakan seperti pisau terbang untuk membunuh lawan. Freya juga tidak kalah hebat ia sangat cepat di udara dengan jubah elangnya ia mulai mengalahkan satu persatu pasukan kegelapan yang dihadangnya. Freya membuat formasi untuk mengepung dan menjatuhkan musuh agar tidak ada halangan dalam mengalahkan Silvi. Pejuang cahaya mengikuti instruksi dari Freya, dan membentuk formasi bertahan sekaligus menyerang musuh, Li na dengan api phoenixnya dengan mudah mampu menjatuhkan para pasukan kegelapan.
     Li na dan Freya mulai mendekati Silvi pertarungan udarapun berlangsung dengan kecepatan yang sangat tinggi dan dahsyat, tidak sedikit pejuang cahaya yang membantu Freya menjadi tewas oleh serangan membabi buta dari Silvi. Li na membuat pilar api agar tidak ada orang yang mengganggu dan juga gugur sia-sia dalam pertarungan Freya dan Silvi. Keadaanpun mulai mulai menguntungkan para pejuang cahaya untuk menghabisi para pasukan kegelapan di udara, tetapi tanpa diduga Silvi dengan kekuatan kegelapannya dan kelicikkannya menyerang Li na yang saat itu lengah dan tidak membuat perlindungan untuk dirinya sendiri.
     Kelengahan Li na berhasil di manfaatkan Silvi untuk menyerangnya, disaat serangan Silvi akan masuk mengenai Li na, dengan cepat Freya melindungi Li na, dan Freyapun harus terluka parah karena terkena serangan Silvi, keadaan tidak baik dialami oleh para pejuang di udara, karena pimpinan perang mereka harus terluka parah.
     Aku dan Mada mempertahankan area daratan Zelfreays. Mada dengan tubuhnya yang bertambah kuat dan rasa kesalnya akan kematian Gena, seperti seekor beruang yang mengamuk menghabisi setiap monster kegelapan yang berada di depan matanya. Para pejuang cahaya lain juga tidak kalah dalam berjuang dan sedikit-demi sedikit memukul mundur pasukan kegelapan.
     Aku membuat kilat dengan perisai petir, agar para pejuang dapat terus maju menyisir kedepan. "Para pejuang! Majuu..." sahutku untuk memimpin para pejuang cahaya. Disaat kami terus memukul mundur pasukan kegelapan, terdapat satu orang berdiri gagah dan mengenakan topeng serta pakaian serba hitam, ia terlihat diam dan tidak takut dengan serangan yang sedang kami lancarkan. Terlihat olehku ia mengepalkan tangannya keatas, dan para pasukan kegelapan mulai menyingkir ketakutan dengan gerakan yang ia buat. Benar saya orang itupun menghantamkan pukulan ke tanah dan seperti gempa bumi yang sangat besar, tanahpun bergetar dan mengalami kehancuran yang besar hanya dari satu pukulannya. Korbanpun berjatuhan baik dari pejuang cahaya ataupun pasukan kegelapan, serangannya membabibuta dan tidak mengenal kawan ataupun lawan. Semua yang berada di depan matanya ia harus musnahkan.
     Aku berkata kepada Mada "Mada serahkan orang ini kepadaku, kau pimpinlah para pejuang, orang ini tidak mengenal kawan, ia hanya memusnahkan". Mada menjawab "Ray apakah kau yakin dengan kata-katamu?", aku kembali berkata kepada Mada "iya.. Hanya ini satu-satunya jalan, jika kita menyerangnya bersama-sama, akan semakin banyak korban berjatuhan, sementara pasukan kegelapan masih berjumlah banyak, aku yakin dapat mengalahkan orang ini". Madapun mengerti dan berkata "baiklah sebaik mungkin akan kupimpin para pejuang, tetapi Ray aku sepeti mengenal kekuatan orang ini, kau berhati-hatilah", aku menjawab kekhawatiran Mada "ya aku juga merasakan hal yang sama, aku akan berhati-hati, kau fokuslah kepada pasukan kegelapan".
     Tanpa berkata-kata lagi aku langsung menyerang blackmask untuk mengalihkan perhatiannya, dan benar saja iapun mengikutiku dan seperti hewan buas yang mengincar mangsanya iya sangat gesit untuk menangkap dan berniat menewaskanku. Blackmask melakukan loncatan yang sangat tinggi untuk menggapaiku, kemudian ia menghantamkan pukulannya ke arahku, aku menangkisnya dengan perisai petir, dan pukulan dahsyat itupun berhasil aku tahan. Aku membalas serangannya dengan tebasan pedang Eternal, tetapi dengan tangan kosong ia berhasil menghentikan ayunan pedang Eternal. Segera aku memukul mundur blackmask dengan petir dari perisai, dan iapun terkena petir tersebut dengan telak, anehnya tubuh blackmask tidak terhentak sedikitpun dengan seranganku tadi, iapun mengeluarkan senjata berupa mace yang iya gunakan di kedua tangannya.
     Blackmask mulai dengan kecepatan serangannya kepadaku, kekuatan tersebut sangat kuat dan dahsyat, sekalipun serangan itu berhasil aku tahan dengan perisai petir, tetapi karena dahsyat serangan Blackmask seakan-akan tubuhku terasa ikut hancur terkena serangannya.
Aku tidak ingin kalah begitu saja dengan orang ini, akupun menggabungkan kekuatan pedang Eternal dan perisai petir yang dapat membuat cahaya petir penghancur. Serangan itu aku arahkan Blackmask dan akhirnya ia dapat terjatuh karena seranganku, topeng hitam yang ia kenakan mulai retak dan aku semakin penasaran siapakah sosok dibalik Blackmask ini. Kemudian Blackmask bangkit kembali dan mulai lagi melakukan serangan kepadaku.
     Blackmask dan aku saling bertukar serangan, tidak satupun dari kami yang kalah, hingga muncul perasaan aneh dalam diriku, sepertinya ada sesuatu yang aku kenali dari orang ini. Blackmask meloncat untuk menghantamku dengan macenya, aku tidak tinggal diam dan memberi serangan cahaya petir kepadanya. Serangan yang berbenturan sangat kuat tadi membuat kami berdua harus menjatuhkan senjata kami, disaat Blackmask lengah dan lemah karena serangan tadi seketika akupun membuat pukulan yang aku luapkan dengan seluruh kekuatan cahayaku tepat ke arah wajahnya dan topeng hitam itupun hancur.
Dengan sangat terkejut dan lemas, ternyata perasaanku benar dan juga gaya bertarungnya aku mengetahuinya, Blackmask adalah Axcel temanku yang aku pikir telah tewas saat melawan wyvern dan Igor di kuil Raja Indra. Aku berkata dengan bergetar "A.. Axc..el apakah i.. Itu kau??", sosok Axcel hanya terdiam dengan pandangan kosong. "Mengapa kau seperti ini Axcel, kenapa kau membela Byllzard???, apa yang terjadi kepadamu?? JELASKAN PADAKU!". Axcel tetap diam dengan pandangan kosong. Akupun mulai menangis dan lemas mengetahui hal ini.
     Disaat sepeti ini tiba-tiba munculah ledakan kegelapan yang sangat besar dari langin hingga ke tanah. Seluruh pasukan dan pejuang yang berada di daratan tempatku bertempur harus  terlempar menjauh dari ledakan awan kegelapan tersebut.
Ternyata itu adalah Byllzard yang turun ke Zelfreays dengan tertawa yang sangan besar iapun langsung mengatakan "Ha.. Ha..Ha dia adalah pasukan perangku, jika kau menginginkannya kembali kau harus membunuhnya... Ha.. Ha.. Ha". Aku sangat tidak menduga hal ini terjadi, aku terdiam sambil memeluk temanku Axcel yang berada dalam pengaruh Byllzard.
     Byllzard mengeluarkan energi kegelapannya dan memukul mundur kami semua, seketika aku dan para pejuang lain terlempar dari medan pertempuran karena kekuatan Byllzard. Aku terluka dan aku tidak berdaya, Axcel tidak sadarkan diri, dan Mada yang bertahan dari serangan tadi menyeret kami berdua agar berlindung ketempat yang aman. Byllzard berkata "aku tidak akan membiarkan siapapun lolos dari tempat ini!" dan ia memulai memberikan tanda akan melakukan serangan yang lebih kuat.
      Akhirnya serangan itupun ia keluarkan, tetapi serangan tadi dapat tertahan dan kami semua selamat.
Tidak kusangka ternyata itu adalah Nuee dan Javotte yang berada di depan kami semua dan menghalau serangan Byllzard. Aku yang terluka akhirnya jatuh tidak sadarkan diri, Mada mengamankan kami keluar dari pertempuran.

Apakah yang akan terjadi dengan Atland, Li na, dan Axcel?
Apakah Entity berhasil dikembalikan oleh Nuee dan Javotte?
Bagaimana akhir perang besar ini?
Tunggu kisahku, The Ligth Keeper of Zelfreays, Ray Dillon

Writer : Erristhya Darmawan

BEKASI, 29-07-2017

Tidak ada komentar: